Thursday, November 27, 2008

Finaly he choose to leave

"The wounds inside his heart bring him do the same way,
even worse..."

Ia merasa disakiti, kemudian ia mulai membenci. Tanpa ia sadari ia pun mulai menyakiti. Yang dulu begitu dibencinya, kini dilakukannya. Malah lebih parah...

Kini ia tersudutkan, tak mampu bergerak kemana-mana. Entah karena apa, bukanlah saya yang memutuskan.

Dukungan dan perhatian datang membanjiri, berusaha menjaganya tetap bertahan. Tetapi diantara sejuta, hanya satu yang dicarinya.

Bapak...
yang dulu pernah meninggalkannya,
yang kasihnya hanya sempat direguknya sebentar saja,
yang oleh karenanya lah ia menyimpan amarah yang begitu dashyat dalam hatinya,
yang kemudian dicontohnya tanpa sadar,
dan yang terus ditunggunya hingga akhirnya ia memutuskan pergi...

tangis dan kesedihan yang tumpah dari mata sosok yang dipanggilnya "Bapak" itu kini tak bisa lagi dilihatnya. Hanya mata dengan goresan-goresan tanda usia itu lah yang mampu melihat sosok anaknya.
Anak yang pernah ditinggalkannya...
Anak yang begitu membenci sekaligus mencintainya...
Anak yang mencontoh kelalaiannya...
Anak yang sering kali menyusahkan hatinya...
Anak yang lelah menunggunya dan akhirnya memutuskan untuk pergi...

diatas pembaringan itu anak bungsunya tertidur,
tertidur tanpa nafas dan sudah tidak bernyawa...

memutuskan pergi ketika lelah menanti...
pergi untuk selamanya...

No comments: