Saturday, November 29, 2008

"dearest cOnceLoR"

Concelor = tugas mulia
at least dimata saya.
bagaimana tidak? 24 jam setiap hari tanpa henti,
harus selalu siap melayani siapapun yang membutuhkan bantuannya.

well... it's a litle bit different in my place.
di salah satu Rumah Sakit Umum Daerah ditempat saya tinggal memiliki klinik yang melayani Test HIV sukarela. Ada seorang Konselor yang terhitung muda mengabdi disana. Saya mengenalnya, dia seorang Psikolog.

Saat itu dia menangani seorang teman saya yang terinfeksi HIV, bahkan sudah AIDS.
Si Konselor memberikan konseling pada teman saya ini agar menjaga perilakunya dan tidak menambah angka penularan. Teman saya itu keadaannya sudah parah. ia menderita TOKSO dan sudah sering mengalami DIMENSIA. Mungkin kata-kata sang konselor ada yang menyinggung perasaan teman saya, entahlah...
yang jelas teman saya NGAMUK! dia memukul-mukul lemari kaca yang ada dalam klinik, dan memaki-maki semua orang persis seperti orang kesurupan. Saya sendiri tidak tahu apakah itu merupakan bagian dari DIMENSIA yang belakangan sering dialaminya, atau bentuk lain dari penyangkalan diri karena dia memang baru mengetahui statusnya yang HIV positif.

Orang-orang yang ada dalam klinik pergi satu-persatu meninggalkan sang pasien dan keluarga yang mengantarnya. Ketikaamukan telah mereda, Konselor berkaa pada keluarga yang mendampingi pasien :

"Wah... pasien tidak koorperatif ya, mending dibawa pulang saja..."

for God sake!!! SEORANG KONSELOR YANG SEHARUSNYA MENGERTI PSIKOLOGIS ORANG LAIN??? Mengapa malah berbuat hal seperti itu???

PENGUSIRAN SECARA HALUS!!!

Kemudian saya teringat di lain waktu...
konselor bercerita :
"terkadang kami kecewa ketika kami berusaha membantu orang yang terinfeksi HIV atau bahkan yang sudah AIDS, yang kami dapatkan adalah penolakan."

loh... bukankah KALIAN sudah TERLATIH untuk menangani hal-hal seperti itu?
lalu mengapa kalian memasukkannya dalam hati dan menjadikannya persoalan pribadi?
dimana profesionalitas kalian?

Saya hancur!!!
Berantakan!!!
apakah nasib teman-teman "keras kepala" yang terinfeksi akan selalu seperti itu?
kemana perginya semua kesabaran di dunia?
kemana perginya kasih sayang di semesta alam ini?
adakah keajaiban yang akan menghapuskan ketidak adilan dalam kehidupan?

SAYA HANYA MAMPU BERHARAP BAHWA ORANG YANG TERINFEKSI HIV DAPAT HIDUP DAN DIPERLAKUKAN LAYAKNYA MANUSIA!!!

nGe-BoOt

eit's bukan nyit-nyet nih nge-bOots,
hehehehehe... tapi lagi ada seabreg gawean yang menanti untuk dikerjakan.
kerja rodi? emang sih udah ga jaman...
banyak aktivis yang bakal bilang :
"pecat saja BOS kalian!" ketika pegawainya harus kerja RODI.
wah... tapi gimana mecatnya klo ternyata BOS nya adalah
MASYARAKAT MINORITAS dan MEMBUTUHKAN???
pasti situ juga ga' tega kan?
nah... wellcome to my world...

Thursday, November 27, 2008

Finaly he choose to leave

"The wounds inside his heart bring him do the same way,
even worse..."

Ia merasa disakiti, kemudian ia mulai membenci. Tanpa ia sadari ia pun mulai menyakiti. Yang dulu begitu dibencinya, kini dilakukannya. Malah lebih parah...

Kini ia tersudutkan, tak mampu bergerak kemana-mana. Entah karena apa, bukanlah saya yang memutuskan.

Dukungan dan perhatian datang membanjiri, berusaha menjaganya tetap bertahan. Tetapi diantara sejuta, hanya satu yang dicarinya.

Bapak...
yang dulu pernah meninggalkannya,
yang kasihnya hanya sempat direguknya sebentar saja,
yang oleh karenanya lah ia menyimpan amarah yang begitu dashyat dalam hatinya,
yang kemudian dicontohnya tanpa sadar,
dan yang terus ditunggunya hingga akhirnya ia memutuskan pergi...

tangis dan kesedihan yang tumpah dari mata sosok yang dipanggilnya "Bapak" itu kini tak bisa lagi dilihatnya. Hanya mata dengan goresan-goresan tanda usia itu lah yang mampu melihat sosok anaknya.
Anak yang pernah ditinggalkannya...
Anak yang begitu membenci sekaligus mencintainya...
Anak yang mencontoh kelalaiannya...
Anak yang sering kali menyusahkan hatinya...
Anak yang lelah menunggunya dan akhirnya memutuskan untuk pergi...

diatas pembaringan itu anak bungsunya tertidur,
tertidur tanpa nafas dan sudah tidak bernyawa...

memutuskan pergi ketika lelah menanti...
pergi untuk selamanya...

Monday, November 17, 2008

biDan cAbuL


wAh... wah...
akhirnya dia udah jadi bidan cabul...
wakakakaka...
"sHe leaves tHe bAnd"
mau cari mangsa di pedalaman lampung kaya'nya
well... gUt LaK "bidan cabul"